Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
Agar siswa aktif!
- Guru
bersahabat dan bersikap terbuka.
Akrab, murah senyum, menyapa nama, dan menepuk pundak
adalah beberapa teknik untuk menunjukkan bahwa guru bersahabat dengan siswa. Jika perlu guru dapat memulai
pembicaraan informal dengan topik-topik yang sedang trend di mata anak-anak.
Sering berinteraksi dan terjun ke kelompok-kelompok bahkan duduk di bangku kerja
kelompok siswa menunjukkan guru yang akrab. Sebaliknya jika guru duduk
dibelakang meja dan ragu-ragu untuk berinteraksi dengan siswa akan memberikan
kesan kurang bersahabat dan mengambil jarak. Umumnya hal ini menyebabkan siswa
menjadi takut untuk aktif di kelas. Sikap terbuka dan apa adanya juga merupakan
indikator guru bersahabat. Sebagai manusia biasa guru juga mempunyai kekurangan
dan keterbatasan. Terbukalah kepada siswa termasuk ketika kita tidak mengetahui
sesuatu
- Guru
mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban siswa.
Pertanyaan yang seharusnya diajukan oleh guru adalah
pertanyaan-pertanyaan yang mengundang banyak jawaban dari siswa. Sebagai misal
guru dapat membawa sesuatu yang ditaruh dalam kotak, lalu siswa diminta menduga
apa yang dibawa oleh guru tersebut? Kegiatan semacam ini akan mengundang banyak
jawaban sehingga banyak siswa yang terlibat atau berpendapat di kelas. Perlu pula
diketahui bahwa pertanyaan tertutup yang diajukan guru di kelas dapat
menyebabkan siswa takut untuk berpartisipasi di kelas
- Guru merespon
dan menghargai semua jawaban siswa.
Setiap jawaban siswa hendaknya diberikan reward oleh
guru sungguhpun jawaban tersebut sesungguhnya kurang mengena. Reward dapat
berupa ucapan, acungan jempol, atau tepukan di pundak. Dalam hal ini guru juga
perlu memberikan balikan yang positif dan toleran terhadap jawaban yang kurang
tepat. Respon
positif guru akan mengembangkan motivasi tersendiri bagi siswa.
- Guru membantu
siswa menyelesaikan tugas
Kadang-kadang
seorang siswa atau sekelompok siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Guru perlu tahu dan memberikan jalan keluar agar siswa atau
kelompok siswa tersebut tidak tertinggal dari yang siswa yang lain.
Agar siswa Kreatif!
- Guru
membangun lingkungan belajar yang kreatif
Sikap
dan tindakan kreatif dapat didorong dengan lingkungan sekitar yang kreatif pula.
Guru dapat mendorong kreativitas siswa dengan cara membangun lingkungan kelas
yang kreatif. Pemanfaatan bahan-bahan bekas sebagai piranti kelas, pemajangan
hasil karya siswa, majalah dinding merupakan beberapa teknik merangsang
kreativitas siswa. Mencari sisi positif dari setiap karya siswa akan memotivasi
mereka menjadi lebih kreatif
- Guru memberi
kesempatan siswa menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas
Tugas
mandiri dapat diberikan kepada siswa untuk menuangkan ide-ide kreatifnya
utamanya dalam bentuk hasil karya siswa. Kualitas dan kreativitas ini akan
muncul manakala guru juga mampu memberikan tugas yang sifatnya terbuka, tugas
yang hasilnya antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak seragam.
Maksudnya topik dan tema bisa sama namun penuangan gagasan tidak dibatasi
sehingga hasil karya siswa beragam penampilannya. Contoh: siswa menempelkan
gambar hewan yang digunting dari majalah dan memberikan komentar terhadap
bagian-bagian tubuhnya.
- Guru menghargai
dan memajangkan hasil karya siswa.
Ketika
siswa menghasilkan karya tertentu, guru dapat memberikan umpan balik yang
meningkatkan harga diri positif mereka. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan
memberikan komentar positif “ mengapa kamu pilih warna itu?”, “ Ini menarik
sekali, bagaimana penjelasannya?”, “ Mengapa kamu berpendapat seperti ini?”.
Lebih lanjut menayangkan atau memajangkan hasil karya siswa merupakan salah
satu bentuk penghargaan terhadap hasil karya siswa.
Agar pembelajaran efektif !
- Guru
memberikan tugas dengan jelas.
Memberikan tugas dengan jelas merupakan salah satu faktor
penting agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Seringkali kita tidak
menyadari bahwa tugas-tugas yang kita berikan belum dipahami sepenuhnya oleh
siswa. Hal ini akan berakibat tugas tidak terselesaikan dengan baik, siswa
salah mengerjakan tugas ataupun siswa perlu penjelasan lanjutan. Semuanya ini
akan berakibat skenario yang direncanakan terganggu. Khusus mengenai
kegiatan-kegiatan yang berurutan atau bertahap, sebaiknya guru mempersiapkan LKS yang dapat membantu siswa menyelesaikan tugas dengan
baik.
- Guru memperhatikan
waktu.
Setiap
kali guru memberikan tugas misalnya untuk eksplorasi atau persiapan diskusi,
guru perlu menentukan batas waktu. Penentuan batas waktu ini maksudnya agar
siswa dapat menyelesaikan kerja tepat pada waktunya. Penting juga untuk
mengingatkan siswa tinggal berapa waktu yang masih tersedia. Bagaimana jika
siswa belum selesai ketika waktu sudah habis atau siswa selesai sebelum
waktunya habis? Guru dapat mendeteksi hal ini dan berperilaku sedikit luwes
asalkan pada batas-batas yang tidak mengganggu efektivitas pembelajaran.
- Guru memanfaatkan
sumber belajar dan media belajar yang tepat. .
Sebagaimana
telah diketahui, siswa lebih mudah memahami konsep jika guru melibatkan siswa
pada pengalaman nyata (bukan sekedar verbalistik). Oleh karenanya, guru haruslah
cermat dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan media belajar
khususnya yang terdapat di sekitar sekolah. Perlu pula digaris bawahi bahwa
media pembeajaran tidak harus peralatan laboratorium yang standar. Banyak
peralatan rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar bagi
siswa.
- Guru mengakomodasi
gaya
belajar siswa ketika presentasi
Ketika
guru mengarahkan atau menjelaskan sesuatu kepada siswa, guru hendaknya
mengingat bahwa siswa-siswa memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda yakni tipe
visual, tipe auditif dan tipe kinestetis. Karenanya penting bagi guru untuk
memberikan pengalaman belajar yang berimbang dan melibatkan gaya belajar semua tipe. Penggunaan metode
ceramah saja misalnya akan merugikan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetis.
- Guru
mengelola kelas dengan baik
Pengelolaan
kelas juga menjadi unsur yang berpengaruh dalam mencapai efektifitas
pembelajaran. Dalam kelas yang dikelola dengan baik, perilaku siswa terkendali
karena kesadaran siswa mengikuti kesepakatan atau aturan internal yang telah
disepakati bersama. Jadi siswa tertib mengikuti jalannya proses pembelajaran
karena kesadaran bukan karena takut kepada guru.
Agar pembelajaran
menyenangkan!
- Guru tampil
semangat, antusias, dan gembira
Penampilan
guru merupakan faktor utama terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Guru yang murah senyum, antusias dan gembira akan membangkitkan suasana aman
bagi siswa. Untuk yang memiliki kesulitan mengenai hal ini, nyanyian dan
yel-yel kelas mungkin dapat membantu menciptakan tampilan yang lebih bersahabat
- Guru
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
Salah
satu indikator suasana pembelajaran yang kondusif adalah jaminan rasa aman
secara psikologis. Balikan positif dari guru, komentar yang toleran terhadap
pendapat yang kurang tepat, serta “tidak ada ide yang jelek” merupakan beberapa
contoh suasana yang menjamin rasa aman siswa untuk berpartisipasi di kelas.
- Guru
memanfaatkan energizer dan humor. .
Bagaimanapun
baiknya pembelajaran dilaksanakan, kadangkala siswa juga mengalami kejenuhan.
Pada saat ini guru dapat menampilkan game atau energizer sehingga kelas menjadi
segar kembali. Ice breaker juga dapat dimanfaatkan umumnya untuk memecahkan
kebekuan suasana ketika peralihan dari satu pelajaran ke pelajaran yang lain.
Akan lebih baik juka guru mampu menyelipkan humor-humor ringan di sela-sela
pembelajaran atau presentasinya.