Minggu, 02 Februari 2014

Beberapa Pertanyaan Tentang PAKEM



  1. Apakah PAKEM selalu harus dilakukan dengan kerja kelompok?

Tidak benar bahwa PAKEM itu identik dengan kerja kelompok. Pembelajaran yang berkualitas haruslah memberikan pengalaman belajar yang menarik sekaligus beragam kepada siswa. Pembelajaran kelompok, atau lebih tepatnya pembelajaran kooperatif memang merupakan salah satu pengalaman belajar yang penting bagi siswa. Melalui pembelajaran kooperatif siswa berlatih untuk bekerjasama dan sharing informasi untuk memecahkan permasalahan bersama. Namun untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh siswa juga perlu berlatih untuk bekerja secara mandiri dan bekerjasama dalam kelompok yang besar. Oleh karenanya, seorang guru PAKEM hendaknya dapat mengelola proses pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan siswa dalam kelompok besar (pleno), kelompok kecil (kooperatif) dan bekerja secara individual (mandiri).

  1. Apakah PAKEM harus selalu ada nyanyi/bersenang-senang?

Nyanyian sebagai salah satu strategi agar suasana pembelajaran menyenangkan tentu boleh-boleh saja. Memulai pembelajaran dengan bernyanyi memang dapat mencairkan suasana dan mengesankan bahwa guru bersahabat/tidak galak. Namun suasana pembelajaran menyenangkan bukan berarti bersenang-senang atau hura-hura. Suasana menyenangkan dalam hal ini lebih berkonotasi dengan mengasyikkan, dimana siswa asyik melakukan sesuatu dan tanpa terasa mereka telah mempelajari sesuatu atau mencapai kompetensi tertentu. Mengkombinasikan permainan dalam pembelajaran merupakan salah satu siasat agar pembelajaran menjadi menyenangkan, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain.

  1. Apakah bangku/meja dalam pembelajaran sains harus selalu membentuk kelompok? Apakah siswa perlu dikelompokkan secara terus menerus?

Idealnya bangku untuk pembelajaran sains adalah bangku yang mudah diatur untuk kegiatan yang melibatkan siswa dalam keseluruhan kelas (pleno), kelompok kecil (kooperatif) atau kegiatan mandiri. Namun tidak semua sekolah mampu menyediakan bangku/meja yang dapat diubah-ubah posisinya dengan mudah semacam itu. Untuk mengefektifkan waktu, di sekolah-sekolah dengan konstruksi meja yang sulit diubah-ubah, pengaturan meja/bangku telah diatur secara kelompok. Akan tetapi dalam pembelajaran guru dapat mengelola sedemikian rupa agar kegiatan pleno dan kegiatan individual juga dapat dilaksanakan secara berimbang. Mengenai pengelompokan siswa, sebaiknya anggota kelompok kecil siswa di kelas tidak tetap. Kelompok yang tetap cenderung menciptakan kelompok-kelompok eklusif. Dengan selalu memvariasi anggota kelompok, siswa akan terbiasa beradaptasi dengan berbagai karakter temannya dan belajar bekerjasama dengan orang lain.

  1. Apakah PAKEM dapat diterapkan di sekolah saya mengingat siswa-siswa saya cenderung diam atau sulit diajak untuk sharing pendapat atau diskusi?

Membiasakan siswa melakukan diskusi interaktif memang bukan perkara mudah, apalagi jika siswa-siswa kita memiliki sejarah pembelajaran yang berpusat pada guru pada masa-masa sebelumnya. Namun harus ada yang memulai agar siswa tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang terbuka dan terbiasa mengungkapkan pendapat dan dapat menerima pendapat orang lain. Sebagai guru kita dapat memulainya dengan memberikan kesan bersahabat (tidak galak) ketika berinteraksi dengan mereka, memberi kesempatan pada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan terbuka serta toleran terhadap jawaban yang kurang tepat dan memberikan reward pada siswa yang aktif di kelas. Hal yang penting dicatat adalah pentingnya guru secara terus menerus meningkatkan strategi bertanya di kelas.

  1. Apakah sekolah bisa melaksanakan PAKEM mengingat PAKEM memerlukan biaya yang cukup besar?

Pembelajaran PAKEM yang berkualitas memang memerlukan media dan sumber belajar yang menunjang. Akan tetapi hal itu tidak selalu berkonotasi dengan biaya yang besar. Jika guru cukup trampil dan kreatif, guru dapat memanfaatkan benda-benda dilingkungan sekolah dan alat-alat bekas sederhana untuk melaksanakan pembelajaran pakem. Pembelajaran mengenai gerak lurus beraturan memang akan menarik jika guru menggunakan kit ticker timer. Namun jika disekolah tidak ada, guru bisa menggunakan alroji dan kapur tulis untuk menghasilkan hal yang sama menariknya. Hal serupa dapat terjadi jika guru ingin meningkatkan suasana kelas yang lebih semarak, beberapa bahan bekas dapat disulap menjadi piranti yang menarik untuk kelengkapan kelas pakem. Ketrampilan guru dan kepala sekolah dalam melibatkan orang tua (yang tergabung dalam paguyuban sekolah atau guru intip) dalam pengembangan media dan sumber belajar

  1. Saya takut dengan menerapkan  pembelajaran PAKEM materi pembelajaran tidak habis!

Memang benar bahwa pembelajaran PAKEM memerlukan waktu yang lebih panjang dari pembelajaran konvensional. Tetapi pembelajaran PAKEM yang baik juga harus efektif dalam artian dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Istilah materi pembelajaran tidak habis sesungguhnya lebih cocok ketika kita menggunakan kurikulum berbasis materi. Sedang pada kurikulum berbasis kompetensi tujuan utamanya adalah ketercapaian kompetensi. Materi pembelajaran telah banyak dipangkas dalam kurikulum berbasis kompetensi. Hal yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan guru yang mengajar berdasarkan buku ajar. Pembelajaran yang baik seharusnya mengacu pada ketercapaian indikator dan kompetensi dasar.

  1. Saya ragu jangan-jangan dengan pembelajaran PAKEM siswa justru tidak dapat menjawab pertanyaan tes hasil belajar!

Dalam pembelajaran PAKEM terdapat unsur efektif, artinya pembelajaran PAKEM yang baik seharusnya dapat mengantarkan siswa memahami konsep dengan baik termasuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tes hasil belajar. Jika memang perlu memberikan latihan guru juga bisa mengkombinasikannya dengan latihan soal. Caranya pembelajaran PAKEM memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun konsep setelah itu waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk latihan soal-soal.

  1. Saya merasa tidak berbakat untuk mengajar PAKEM, bagaimana?

Pembelajaran PAKEM memang memerlukan karakter guru yang dinamis, ramah, humoris serta dapat menjalin interaksi yang positif dengan siswa. Beberapa karakteristik itu mungkin tidak kita miliki. Namun demikian bukan berarti karakter guru pakem tidak bisa dipelajari. Cobalah mulai menerapkan PAKEM dan mintalah komentar teman-teman. Berbagai instrumen pelaksanaan pembelajaran juga dapat kita manfaatkan sebagai evaluasi diri pembelajaran PAKEM kita.

  1. Saya rasa pembelajaran PAKEM juga memerlukan persiapan yang matang dengan demikian memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk mempersiapkannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran yang baik diawali dengan perencanaan yang matang. Sebaik apapun dan seberapapun pengalamannya, guru perlu mempersiapkan pembelajaran yang akan diimplementasikannya. Persiapan ini mula-mula akan menyita waktu, namun dengan semakin trampilnya guru menyiapkan RPP waktu yang diperlukan juga semakin sedikit. Apalagi jika kita sudah mengulangi materi yang sama, guru tinggal melakukan revisi di sana-sini. Idealnya guru PAKEM hanya memerlukan 30 menit untuk menyiapkan suatu pembelajaran.

  1.  Dalam pembelajaran PAKEM siswa dibiasakan berani mengemukakan pendapat dalam suasana kelas yang ramah. Yang menjadi pertanyaan apakah anak tidak berpotensi menjadi ngelunjak/tidak sopan?


Pembelajaran PAKEM memang mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran juga dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana pembelajaran yang ramah dan bersahabat. Untuk menghindari atau meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan misalnya keributan di kelas, guru perlu menegakkan kesepakatan-kesepakatan kelas. Kepada siswa juga perlu diberikan batas-batas agar perilaku siswa tidak kebablasan sehingga terkesan tidak sopan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar