- Apakah
PAKEM selalu harus dilakukan dengan kerja kelompok?
Tidak
benar bahwa PAKEM itu identik dengan kerja kelompok. Pembelajaran yang
berkualitas haruslah memberikan pengalaman belajar yang menarik sekaligus
beragam kepada siswa. Pembelajaran kelompok, atau lebih tepatnya pembelajaran
kooperatif memang merupakan salah satu pengalaman belajar yang penting bagi
siswa. Melalui pembelajaran kooperatif siswa berlatih untuk bekerjasama dan
sharing informasi untuk memecahkan permasalahan bersama. Namun untuk berkembang
menjadi pribadi yang utuh siswa juga perlu berlatih untuk bekerja secara
mandiri dan bekerjasama dalam kelompok yang besar. Oleh karenanya, seorang guru
PAKEM hendaknya dapat mengelola proses pembelajaran yang bervariasi dan
melibatkan siswa dalam kelompok besar (pleno), kelompok kecil (kooperatif) dan
bekerja secara individual (mandiri).
- Apakah
PAKEM harus selalu ada nyanyi/bersenang-senang?
Nyanyian
sebagai salah satu strategi agar suasana pembelajaran menyenangkan tentu
boleh-boleh saja. Memulai pembelajaran dengan bernyanyi memang dapat mencairkan
suasana dan mengesankan bahwa guru bersahabat/tidak galak. Namun suasana
pembelajaran menyenangkan bukan berarti bersenang-senang atau hura-hura.
Suasana menyenangkan dalam hal ini lebih berkonotasi dengan mengasyikkan,
dimana siswa asyik melakukan sesuatu dan tanpa terasa mereka telah mempelajari
sesuatu atau mencapai kompetensi tertentu. Mengkombinasikan permainan dalam
pembelajaran merupakan salah satu siasat agar pembelajaran menjadi
menyenangkan, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain.
- Apakah
bangku/meja dalam pembelajaran sains harus selalu membentuk kelompok?
Apakah siswa perlu dikelompokkan secara terus menerus?
Idealnya
bangku untuk pembelajaran sains adalah bangku yang mudah diatur untuk kegiatan
yang melibatkan siswa dalam keseluruhan kelas (pleno), kelompok kecil
(kooperatif) atau kegiatan mandiri. Namun tidak semua sekolah mampu menyediakan
bangku/meja yang dapat diubah-ubah posisinya dengan mudah semacam itu. Untuk
mengefektifkan waktu, di sekolah-sekolah dengan konstruksi meja yang sulit
diubah-ubah, pengaturan meja/bangku telah diatur secara kelompok. Akan tetapi
dalam pembelajaran guru dapat mengelola sedemikian rupa agar kegiatan pleno dan
kegiatan individual juga dapat dilaksanakan secara berimbang. Mengenai
pengelompokan siswa, sebaiknya anggota kelompok kecil siswa di kelas tidak
tetap. Kelompok yang tetap cenderung menciptakan kelompok-kelompok eklusif.
Dengan selalu memvariasi anggota kelompok, siswa akan terbiasa beradaptasi
dengan berbagai karakter temannya dan belajar bekerjasama dengan orang lain.
- Apakah
PAKEM dapat diterapkan di sekolah saya mengingat siswa-siswa saya
cenderung diam atau sulit diajak untuk sharing pendapat atau diskusi?
Membiasakan
siswa melakukan diskusi interaktif memang bukan perkara mudah, apalagi jika
siswa-siswa kita memiliki sejarah pembelajaran yang berpusat pada guru pada
masa-masa sebelumnya. Namun harus ada yang memulai agar siswa tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang terbuka dan terbiasa mengungkapkan pendapat dan dapat
menerima pendapat orang lain. Sebagai guru kita dapat memulainya dengan
memberikan kesan bersahabat (tidak galak) ketika berinteraksi dengan mereka, memberi
kesempatan pada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan
terbuka serta toleran terhadap jawaban yang kurang tepat dan memberikan reward
pada siswa yang aktif di kelas. Hal yang penting dicatat adalah pentingnya guru
secara terus menerus meningkatkan strategi bertanya di kelas.
- Apakah
sekolah bisa melaksanakan PAKEM mengingat PAKEM memerlukan biaya yang
cukup besar?
Pembelajaran
PAKEM yang berkualitas memang memerlukan media dan sumber belajar yang
menunjang. Akan tetapi hal itu tidak selalu berkonotasi dengan biaya yang
besar. Jika guru cukup trampil dan kreatif, guru dapat memanfaatkan benda-benda
dilingkungan sekolah dan alat-alat bekas sederhana untuk melaksanakan
pembelajaran pakem. Pembelajaran mengenai gerak lurus beraturan memang akan
menarik jika guru menggunakan kit ticker timer. Namun jika disekolah tidak ada,
guru bisa menggunakan alroji dan kapur tulis untuk menghasilkan hal yang sama
menariknya. Hal serupa dapat terjadi jika guru ingin meningkatkan suasana kelas
yang lebih semarak, beberapa bahan bekas dapat disulap menjadi piranti yang
menarik untuk kelengkapan kelas pakem. Ketrampilan guru dan kepala sekolah
dalam melibatkan orang tua (yang tergabung dalam paguyuban sekolah atau guru
intip) dalam pengembangan media dan sumber belajar
- Saya
takut dengan menerapkan
pembelajaran PAKEM materi pembelajaran tidak habis!
Memang
benar bahwa pembelajaran PAKEM memerlukan waktu yang lebih panjang dari
pembelajaran konvensional. Tetapi pembelajaran PAKEM yang baik juga harus
efektif dalam artian dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia. Istilah materi pembelajaran tidak habis sesungguhnya lebih
cocok ketika kita menggunakan kurikulum berbasis materi. Sedang pada kurikulum
berbasis kompetensi tujuan utamanya adalah ketercapaian kompetensi. Materi
pembelajaran telah banyak dipangkas dalam kurikulum berbasis kompetensi. Hal
yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan guru yang mengajar berdasarkan buku
ajar. Pembelajaran yang baik seharusnya mengacu pada ketercapaian indikator dan
kompetensi dasar.
- Saya ragu jangan-jangan dengan pembelajaran PAKEM
siswa justru tidak dapat menjawab pertanyaan tes hasil belajar!
Dalam
pembelajaran PAKEM terdapat unsur efektif, artinya pembelajaran PAKEM yang baik
seharusnya dapat mengantarkan siswa memahami konsep dengan baik termasuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tes hasil belajar. Jika memang perlu memberikan
latihan guru juga bisa mengkombinasikannya dengan latihan soal. Caranya
pembelajaran PAKEM memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun konsep
setelah itu waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk latihan soal-soal.
- Saya merasa tidak berbakat untuk mengajar PAKEM,
bagaimana?
Pembelajaran
PAKEM memang memerlukan karakter guru yang dinamis, ramah, humoris serta dapat
menjalin interaksi yang positif dengan siswa. Beberapa karakteristik itu
mungkin tidak kita miliki. Namun demikian bukan berarti karakter guru pakem
tidak bisa dipelajari. Cobalah mulai menerapkan PAKEM dan mintalah komentar
teman-teman. Berbagai instrumen pelaksanaan pembelajaran juga dapat kita
manfaatkan sebagai evaluasi diri pembelajaran PAKEM kita.
- Saya rasa pembelajaran PAKEM juga memerlukan
persiapan yang matang dengan demikian memerlukan waktu dan tenaga ekstra
untuk mempersiapkannya.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa pembelajaran yang baik diawali dengan perencanaan yang
matang. Sebaik apapun dan seberapapun pengalamannya, guru perlu mempersiapkan
pembelajaran yang akan diimplementasikannya. Persiapan ini mula-mula akan
menyita waktu, namun dengan semakin trampilnya guru menyiapkan RPP waktu yang
diperlukan juga semakin sedikit. Apalagi jika kita sudah mengulangi materi yang
sama, guru tinggal melakukan revisi di sana-sini. Idealnya guru PAKEM hanya
memerlukan 30 menit untuk menyiapkan suatu pembelajaran.
- Dalam pembelajaran PAKEM siswa dibiasakan berani mengemukakan
pendapat dalam suasana kelas yang ramah. Yang menjadi pertanyaan apakah
anak tidak berpotensi menjadi ngelunjak/tidak sopan?
Pembelajaran
PAKEM memang mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Suasana
pembelajaran juga dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang ramah dan bersahabat. Untuk menghindari atau meminimalisir
hal-hal yang tidak diinginkan misalnya keributan di kelas, guru perlu
menegakkan kesepakatan-kesepakatan kelas. Kepada siswa juga perlu diberikan
batas-batas agar perilaku siswa tidak kebablasan sehingga terkesan tidak sopan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar