Minggu, 02 Februari 2014

Bagaimana supaya terwujud PAKEM?



Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


Agar siswa aktif!

  1. Guru bersahabat dan bersikap terbuka.

Akrab, murah senyum, menyapa nama, dan menepuk pundak adalah beberapa teknik untuk menunjukkan bahwa guru bersahabat dengan  siswa. Jika perlu guru dapat memulai pembicaraan informal dengan topik-topik yang sedang trend di mata anak-anak. Sering berinteraksi dan terjun ke kelompok-kelompok bahkan duduk di bangku kerja kelompok siswa menunjukkan guru yang akrab. Sebaliknya jika guru duduk dibelakang meja dan ragu-ragu untuk berinteraksi dengan siswa akan memberikan kesan kurang bersahabat dan mengambil jarak. Umumnya hal ini menyebabkan siswa menjadi takut untuk aktif di kelas. Sikap terbuka dan apa adanya juga merupakan indikator guru bersahabat. Sebagai manusia biasa guru juga mempunyai kekurangan dan keterbatasan. Terbukalah kepada siswa termasuk ketika kita tidak mengetahui sesuatu

  1. Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban siswa.

Pertanyaan yang seharusnya diajukan oleh guru adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengundang banyak jawaban dari siswa. Sebagai misal guru dapat membawa sesuatu yang ditaruh dalam kotak, lalu siswa diminta menduga apa yang dibawa oleh guru tersebut? Kegiatan semacam ini akan mengundang banyak jawaban sehingga banyak siswa yang terlibat atau berpendapat di kelas. Perlu pula diketahui bahwa pertanyaan tertutup yang diajukan guru di kelas dapat menyebabkan siswa takut untuk berpartisipasi di kelas


  1. Guru merespon dan menghargai semua jawaban siswa.

Setiap jawaban siswa hendaknya diberikan reward oleh guru sungguhpun jawaban tersebut sesungguhnya kurang mengena. Reward dapat berupa ucapan, acungan jempol, atau tepukan di pundak. Dalam hal ini guru juga perlu memberikan balikan yang positif dan toleran terhadap jawaban yang kurang tepat. Respon positif guru akan mengembangkan motivasi tersendiri bagi siswa.

  1. Guru membantu siswa menyelesaikan tugas

Kadang-kadang seorang siswa atau sekelompok siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Guru perlu tahu dan memberikan jalan keluar agar siswa atau kelompok siswa tersebut tidak tertinggal dari yang siswa yang lain.


Agar siswa Kreatif!

  1. Guru membangun lingkungan belajar yang kreatif

Sikap dan tindakan kreatif dapat didorong dengan lingkungan sekitar yang kreatif pula. Guru dapat mendorong kreativitas siswa dengan cara membangun lingkungan kelas yang kreatif. Pemanfaatan bahan-bahan bekas sebagai piranti kelas, pemajangan hasil karya siswa, majalah dinding merupakan beberapa teknik merangsang kreativitas siswa. Mencari sisi positif dari setiap karya siswa akan memotivasi mereka menjadi lebih kreatif

  1. Guru memberi kesempatan siswa menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas

Tugas mandiri dapat diberikan kepada siswa untuk menuangkan ide-ide kreatifnya utamanya dalam bentuk hasil karya siswa. Kualitas dan kreativitas ini akan muncul manakala guru juga mampu memberikan tugas yang sifatnya terbuka, tugas yang hasilnya antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak seragam. Maksudnya topik dan tema bisa sama namun penuangan gagasan tidak dibatasi sehingga hasil karya siswa beragam penampilannya. Contoh: siswa menempelkan gambar hewan yang digunting dari majalah dan memberikan komentar terhadap bagian-bagian tubuhnya.

  1. Guru menghargai dan memajangkan hasil karya siswa.

Ketika siswa menghasilkan karya tertentu, guru dapat memberikan umpan balik yang meningkatkan harga diri positif mereka. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memberikan komentar positif “ mengapa kamu pilih warna itu?”, “ Ini menarik sekali, bagaimana penjelasannya?”, “ Mengapa kamu berpendapat seperti ini?”. Lebih lanjut menayangkan atau memajangkan hasil karya siswa merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap hasil karya siswa.

Agar pembelajaran efektif !

  1. Guru memberikan tugas dengan jelas.

Memberikan tugas dengan jelas merupakan salah satu faktor penting agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Seringkali kita tidak menyadari bahwa tugas-tugas yang kita berikan belum dipahami sepenuhnya oleh siswa. Hal ini akan berakibat tugas tidak terselesaikan dengan baik, siswa salah mengerjakan tugas ataupun siswa perlu penjelasan lanjutan. Semuanya ini akan berakibat skenario yang direncanakan terganggu. Khusus mengenai kegiatan-kegiatan yang berurutan atau bertahap, sebaiknya guru mempersiapkan LKS yang dapat membantu siswa menyelesaikan tugas dengan baik.

  1. Guru memperhatikan waktu.

Setiap kali guru memberikan tugas misalnya untuk eksplorasi atau persiapan diskusi, guru perlu menentukan batas waktu. Penentuan batas waktu ini maksudnya agar siswa dapat menyelesaikan kerja tepat pada waktunya. Penting juga untuk mengingatkan siswa tinggal berapa waktu yang masih tersedia. Bagaimana jika siswa belum selesai ketika waktu sudah habis atau siswa selesai sebelum waktunya habis? Guru dapat mendeteksi hal ini dan berperilaku sedikit luwes asalkan pada batas-batas yang tidak mengganggu efektivitas pembelajaran.

  1. Guru memanfaatkan sumber belajar dan media belajar yang tepat. .

Sebagaimana telah diketahui, siswa lebih mudah memahami konsep jika guru melibatkan siswa pada pengalaman nyata (bukan sekedar verbalistik). Oleh karenanya, guru haruslah cermat dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan media belajar khususnya yang terdapat di sekitar sekolah. Perlu pula digaris bawahi bahwa media pembeajaran tidak harus peralatan laboratorium yang standar. Banyak peralatan rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar bagi siswa.

  1. Guru mengakomodasi gaya belajar siswa ketika presentasi

Ketika guru mengarahkan atau menjelaskan sesuatu kepada siswa, guru hendaknya mengingat bahwa siswa-siswa memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda yakni tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetis. Karenanya penting bagi guru untuk memberikan pengalaman belajar yang berimbang dan melibatkan gaya belajar semua tipe. Penggunaan metode ceramah saja misalnya akan merugikan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetis.

  1. Guru mengelola kelas dengan baik

Pengelolaan kelas juga menjadi unsur yang berpengaruh dalam mencapai efektifitas pembelajaran. Dalam kelas yang dikelola dengan baik, perilaku siswa terkendali karena kesadaran siswa mengikuti kesepakatan atau aturan internal yang telah disepakati bersama. Jadi siswa tertib mengikuti jalannya proses pembelajaran karena kesadaran bukan karena takut kepada guru.

Agar pembelajaran menyenangkan!

  1. Guru tampil semangat, antusias, dan gembira

Penampilan guru merupakan faktor utama terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan. Guru yang murah senyum, antusias dan gembira akan membangkitkan suasana aman bagi siswa. Untuk yang memiliki kesulitan mengenai hal ini, nyanyian dan yel-yel kelas mungkin dapat membantu menciptakan tampilan yang lebih bersahabat

  1. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

Salah satu indikator suasana pembelajaran yang kondusif adalah jaminan rasa aman secara psikologis. Balikan positif dari guru, komentar yang toleran terhadap pendapat yang kurang tepat, serta “tidak ada ide yang jelek” merupakan beberapa contoh suasana yang menjamin rasa aman siswa untuk berpartisipasi di kelas.

  1. Guru memanfaatkan energizer dan humor. .

Bagaimanapun baiknya pembelajaran dilaksanakan, kadangkala siswa juga mengalami kejenuhan. Pada saat ini guru dapat menampilkan game atau energizer sehingga kelas menjadi segar kembali. Ice breaker juga dapat dimanfaatkan umumnya untuk memecahkan kebekuan suasana ketika peralihan dari satu pelajaran ke pelajaran yang lain. Akan lebih baik juka guru mampu menyelipkan humor-humor ringan di sela-sela pembelajaran atau presentasinya.



Beberapa Pertanyaan Tentang PAKEM



  1. Apakah PAKEM selalu harus dilakukan dengan kerja kelompok?

Tidak benar bahwa PAKEM itu identik dengan kerja kelompok. Pembelajaran yang berkualitas haruslah memberikan pengalaman belajar yang menarik sekaligus beragam kepada siswa. Pembelajaran kelompok, atau lebih tepatnya pembelajaran kooperatif memang merupakan salah satu pengalaman belajar yang penting bagi siswa. Melalui pembelajaran kooperatif siswa berlatih untuk bekerjasama dan sharing informasi untuk memecahkan permasalahan bersama. Namun untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh siswa juga perlu berlatih untuk bekerja secara mandiri dan bekerjasama dalam kelompok yang besar. Oleh karenanya, seorang guru PAKEM hendaknya dapat mengelola proses pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan siswa dalam kelompok besar (pleno), kelompok kecil (kooperatif) dan bekerja secara individual (mandiri).

  1. Apakah PAKEM harus selalu ada nyanyi/bersenang-senang?

Nyanyian sebagai salah satu strategi agar suasana pembelajaran menyenangkan tentu boleh-boleh saja. Memulai pembelajaran dengan bernyanyi memang dapat mencairkan suasana dan mengesankan bahwa guru bersahabat/tidak galak. Namun suasana pembelajaran menyenangkan bukan berarti bersenang-senang atau hura-hura. Suasana menyenangkan dalam hal ini lebih berkonotasi dengan mengasyikkan, dimana siswa asyik melakukan sesuatu dan tanpa terasa mereka telah mempelajari sesuatu atau mencapai kompetensi tertentu. Mengkombinasikan permainan dalam pembelajaran merupakan salah satu siasat agar pembelajaran menjadi menyenangkan, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain.

  1. Apakah bangku/meja dalam pembelajaran sains harus selalu membentuk kelompok? Apakah siswa perlu dikelompokkan secara terus menerus?

Idealnya bangku untuk pembelajaran sains adalah bangku yang mudah diatur untuk kegiatan yang melibatkan siswa dalam keseluruhan kelas (pleno), kelompok kecil (kooperatif) atau kegiatan mandiri. Namun tidak semua sekolah mampu menyediakan bangku/meja yang dapat diubah-ubah posisinya dengan mudah semacam itu. Untuk mengefektifkan waktu, di sekolah-sekolah dengan konstruksi meja yang sulit diubah-ubah, pengaturan meja/bangku telah diatur secara kelompok. Akan tetapi dalam pembelajaran guru dapat mengelola sedemikian rupa agar kegiatan pleno dan kegiatan individual juga dapat dilaksanakan secara berimbang. Mengenai pengelompokan siswa, sebaiknya anggota kelompok kecil siswa di kelas tidak tetap. Kelompok yang tetap cenderung menciptakan kelompok-kelompok eklusif. Dengan selalu memvariasi anggota kelompok, siswa akan terbiasa beradaptasi dengan berbagai karakter temannya dan belajar bekerjasama dengan orang lain.

  1. Apakah PAKEM dapat diterapkan di sekolah saya mengingat siswa-siswa saya cenderung diam atau sulit diajak untuk sharing pendapat atau diskusi?

Membiasakan siswa melakukan diskusi interaktif memang bukan perkara mudah, apalagi jika siswa-siswa kita memiliki sejarah pembelajaran yang berpusat pada guru pada masa-masa sebelumnya. Namun harus ada yang memulai agar siswa tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang terbuka dan terbiasa mengungkapkan pendapat dan dapat menerima pendapat orang lain. Sebagai guru kita dapat memulainya dengan memberikan kesan bersahabat (tidak galak) ketika berinteraksi dengan mereka, memberi kesempatan pada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan terbuka serta toleran terhadap jawaban yang kurang tepat dan memberikan reward pada siswa yang aktif di kelas. Hal yang penting dicatat adalah pentingnya guru secara terus menerus meningkatkan strategi bertanya di kelas.

  1. Apakah sekolah bisa melaksanakan PAKEM mengingat PAKEM memerlukan biaya yang cukup besar?

Pembelajaran PAKEM yang berkualitas memang memerlukan media dan sumber belajar yang menunjang. Akan tetapi hal itu tidak selalu berkonotasi dengan biaya yang besar. Jika guru cukup trampil dan kreatif, guru dapat memanfaatkan benda-benda dilingkungan sekolah dan alat-alat bekas sederhana untuk melaksanakan pembelajaran pakem. Pembelajaran mengenai gerak lurus beraturan memang akan menarik jika guru menggunakan kit ticker timer. Namun jika disekolah tidak ada, guru bisa menggunakan alroji dan kapur tulis untuk menghasilkan hal yang sama menariknya. Hal serupa dapat terjadi jika guru ingin meningkatkan suasana kelas yang lebih semarak, beberapa bahan bekas dapat disulap menjadi piranti yang menarik untuk kelengkapan kelas pakem. Ketrampilan guru dan kepala sekolah dalam melibatkan orang tua (yang tergabung dalam paguyuban sekolah atau guru intip) dalam pengembangan media dan sumber belajar

  1. Saya takut dengan menerapkan  pembelajaran PAKEM materi pembelajaran tidak habis!

Memang benar bahwa pembelajaran PAKEM memerlukan waktu yang lebih panjang dari pembelajaran konvensional. Tetapi pembelajaran PAKEM yang baik juga harus efektif dalam artian dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Istilah materi pembelajaran tidak habis sesungguhnya lebih cocok ketika kita menggunakan kurikulum berbasis materi. Sedang pada kurikulum berbasis kompetensi tujuan utamanya adalah ketercapaian kompetensi. Materi pembelajaran telah banyak dipangkas dalam kurikulum berbasis kompetensi. Hal yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan guru yang mengajar berdasarkan buku ajar. Pembelajaran yang baik seharusnya mengacu pada ketercapaian indikator dan kompetensi dasar.

  1. Saya ragu jangan-jangan dengan pembelajaran PAKEM siswa justru tidak dapat menjawab pertanyaan tes hasil belajar!

Dalam pembelajaran PAKEM terdapat unsur efektif, artinya pembelajaran PAKEM yang baik seharusnya dapat mengantarkan siswa memahami konsep dengan baik termasuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tes hasil belajar. Jika memang perlu memberikan latihan guru juga bisa mengkombinasikannya dengan latihan soal. Caranya pembelajaran PAKEM memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun konsep setelah itu waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk latihan soal-soal.

  1. Saya merasa tidak berbakat untuk mengajar PAKEM, bagaimana?

Pembelajaran PAKEM memang memerlukan karakter guru yang dinamis, ramah, humoris serta dapat menjalin interaksi yang positif dengan siswa. Beberapa karakteristik itu mungkin tidak kita miliki. Namun demikian bukan berarti karakter guru pakem tidak bisa dipelajari. Cobalah mulai menerapkan PAKEM dan mintalah komentar teman-teman. Berbagai instrumen pelaksanaan pembelajaran juga dapat kita manfaatkan sebagai evaluasi diri pembelajaran PAKEM kita.

  1. Saya rasa pembelajaran PAKEM juga memerlukan persiapan yang matang dengan demikian memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk mempersiapkannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran yang baik diawali dengan perencanaan yang matang. Sebaik apapun dan seberapapun pengalamannya, guru perlu mempersiapkan pembelajaran yang akan diimplementasikannya. Persiapan ini mula-mula akan menyita waktu, namun dengan semakin trampilnya guru menyiapkan RPP waktu yang diperlukan juga semakin sedikit. Apalagi jika kita sudah mengulangi materi yang sama, guru tinggal melakukan revisi di sana-sini. Idealnya guru PAKEM hanya memerlukan 30 menit untuk menyiapkan suatu pembelajaran.

  1.  Dalam pembelajaran PAKEM siswa dibiasakan berani mengemukakan pendapat dalam suasana kelas yang ramah. Yang menjadi pertanyaan apakah anak tidak berpotensi menjadi ngelunjak/tidak sopan?


Pembelajaran PAKEM memang mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran juga dikondisikan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana pembelajaran yang ramah dan bersahabat. Untuk menghindari atau meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan misalnya keributan di kelas, guru perlu menegakkan kesepakatan-kesepakatan kelas. Kepada siswa juga perlu diberikan batas-batas agar perilaku siswa tidak kebablasan sehingga terkesan tidak sopan.

Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?

Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?


1.   Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

2.   Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.

3.   Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau  berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorga-nisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

4.   Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5.   Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disaran-kan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6.   Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Peng-gunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pe-manfaatan lingkungan dapat mengembang-kan sejumlah keterampilan seperti meng-amati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

7.   Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

8.   Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’

Apakah PAKEM itu?

Apakah PAKEM itu?

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.  Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan  mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
·         Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
·         Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
·         Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Selamat Datang di Blog Kedai Ilmu

Selamat Datang di Blog Kedai Ilmu

Kedai Ilmu akan berbagi ilmu tentang pentingnya bagi guru merancang pembelajaran PAKEM.
Pembelajaran PAKEM dapat menjadi salah satu solusi yang akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi potensi yang ada pada dirinya.
Melalui Pembelajaran PAKEM akan melahirkan :
- Keaktifan peserta didik dalam mengikuti seluruh peroses pembelajaran yang dilakukan
- Kreatifitas peserta didik akan terbangun dengan sendirinya, karena adanya upaya ingin mengetahui apa yang sedang dipelajari
- Efektifitas pembelajaran secara otomatis dapat dicapai, karena seluruh proses dilakukan dengan sangat menyenangkan.